Goa Jomblang-Grubug terletak di
Padukuhan Jetis Wetan, Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu, Gunungkidul, 8
Km timur
kota Wonosari atau sekitar 50 kilometer tenggara kota Jogja. Kedua goa
ini merupakan goa yang bertipe perpaduan antara goa vertikal dan
horizontal. Letak
goa yang berada di tengah areal ladang kering berbatu dengan jalan yang
cukup
menantang dengan batu- batuan di sepanjang jalan menuju lokasi goa ini.
|
Inilah teman seperjalananku |
Kali ini saya berkesempatan
berkunjung ke goa ini atas ajakan teman dari kota Cepu yang mempunyai rencana
berwisata ke goa Jomblang bersama teman-teman backpakernya. Perjalanan kali ini
saya melakukan persiapan mental selama satu bulan karena belum pernah melakukan
wisata seekstrem ini, menuruni tebing setinggi 60 meter untuk menikmati kedua
goa ini. Perjalanan menuju kedua goa ini cukup mudah, anda hanya tinggal memacu
kendaraan anda dari kota jogja menuju kota Wonosari melewati jalan wonosari.
Sesampai di kota Wonosari, anda tinggal menyelusuri jalan tersebut tanpa
belok-belok ke sampai bertemu dengan plang “wisata
goa kali suci”. Ikuti jalur tersebut sampai bertemu plang bertuliskan
goa Jomblang (jalan tanah berbatu). Setelah melintasi wilayah desa dan areal
sawah sejauh kira-kira 2km, Akan terlihat Resort Goa Jomblang dengan taman yang
tertata rapi.
|
Goa Jomblang |
Untuk menuju dasar goa Jomblang
kita harus menuruni tebing sekitar 60m dengan teknik SRT (SRT (single rope
technic). Sesampainya di lokasi saya dan teman-teman melakukan persiapan
peralatan seperti helm, sepatu, peralatan-peralatan SRT dan tentunya persiapan
perlindungan kamera dari air yang jatuh dari dinding bantuan karst dan benturan
(saya sendiri pakai kantong plastik,tapi tidak baik buat dicontoh hehe). Perasaan
was-was, takut, pengen tau masih terus menghatui otakku sampai akhirnya giliranku
turun. Ternyata saat turun rombongan kita tidak menggunakan teknik SRT
melainkan dengan digerek seperti menimba karena keterbatasan kesediaan alat. Perlahan-lahan
saya diturunkan oleh tim operator. Tantangan pertama adalah tetesan air yang
jatuh dari atas tebing untungnya saya sudah melakukan persiapan perlindungan
terhadap kamera (pakai kantong plastik, tp jangan di contoh kalau g kepepet ^^).
Tantangan kedua ketika tas bawaan saya kesangkut di pohon yang tumbuh di
sela-sela tebing goa tersebut.
|
Hutan Dasar Goa Jomblang |
Saat turun saya selalu melihat
kebawah menikmati salah satu keistimewaan goa ini yaitu keindahan hutan yang berada di sekitar dasar goa ini. Kata
pemandu, hutan ini dulunya ada di atas namun karena suatu hal, tanah beserta
batuannya rubuh sehingga pohon yang waktu itu berada diatas batuan yang rubuh
pun ikut terbawa jatuh dan tetap tumbuh hingga saat ini. Setelah teman-teman
sampai kedasar goa, pemandu mulai mengisyaratkan kami untuk mengikutinya. Perjalanan
kali ini kita memasuki,menelusuri lorong yang menghubungkan Gua Jomblang dengan
gua vertikal lainnya yang bernama Grubug. Lorong ini cukup lebar dengan panjang
sekitar 500 m. Menelusuri lorong ini tidaklah terlalu sulit, karena telah ada
jalan setapak yang terbentuk dari bebatuan yang disusun memanjang. Namun,
penjelajah tetap harus berhati-hati, karena suhu gua yang lembab menyebabkan
jalan sepanjang lorong ini menjadi licin.
|
Subhanallah!!! |
Hampir sampai di ujung lorong
kami melihat keindahan cahaya yang luar biasa. Kami pun mempercepat
langkah
kami karena tidak sabar dengan cahaya yang luar biasa itu. Pemandangan
cahaya
matahari yang menerobos kegelapan abadi di dasar Gua Grubug akan begitu
menakjubkan. Sinar ini menyentuh sejumlah stalaktit dan stalagmit yang
terbentuk oleh tetesan air selama ribuan tahun. Dua buah stalagmit besar
berwarna hijau kecoklatan berdiri tegak di tengah dasar Gua Grubug.
Untuk melihat
cahaya ini anda harus sudah mencapai dasar
goa Grubug antara jam 10.00 sampai jam 13.00 WIB. Di sisi lain goa,
terdapat
aliran sungai yang berasal dari Kali Suci. Di musim kemarau, kita bisa
bermain
air disana karena arus sungai yang tidak terlalu besar ini atau bisa
menyelusuri sungai tersebut dan kita akan menemukan air terjun bawah
tanah. Namun, jika musim
hujan tiba, aliran sungai ini akan semakin deras dan juga semakin dalam.
Disarankan untuk tidak mencoba bermain di sungai tersebut karena takut
terjadi hal yang tak diingikan
|
Dua Buah Stalagmit |
|
berfoto bersama |
Perlahan-lahan keindahan
cahayanya mulai hilang, waktunya kami melakukan perjalanan pulang menuju dunia
bawah langit kembali. Semoga menikmati keindahan cahaya luar biasa yang
menerobos kegelapan perut bumi ini lagi suatu saat nanti.
|
mulai redup |
Salam Wisata ya kawan, ayo kunjungi Goa Jomblang-Grubug
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !